Ingin Memajukan Olahraga di Jambi
MESKIPUN jarang tampil di depan publik—namun nama H AS Budianto tidak asing lagi. Dia lebih banyak bergerak di belakang layar dan paling tidak suka jika namanya dibesar-besarkan atau dipublikasi. Tapi khusus untuk kegiatan memajukan olahraga di Jambi, laki-laki kelahiran Cirebon Provinsi Jawa Barat tahun 1958 terlihat bersemangat mengupasnya. Dia dengan gamblang menyatakan kesiapan untuk berkorban demi memajukan olahraga di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Terbukti sekarang dia dipercaya oleh Pengurus KONI Provinsi Jambi memimpin Cabang Olahraga (Cabor) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Jambi. Atau lazim disebut Pengurus Provinsi (Pengprov) IPSI Jambi.
“Ya, kebetulan saya dipercayakan memimpin IPSI Jambi,” ungkap Budianto dalam percakapannya dengan Media Jambi di kantornya Jalan Ir H Juanda Mayang Mengurai, Selasa pekan lalu. Siang itu Mas Budi—demikian dia biasa disapa tampak santai seraya kongkow-kongkow dengan beberapa stafnya. Kebetulan hari itu listrik sedang padam, maka aktivitas kerja kantoran terhenti sejenak. Pintu ruangannya sengaja dibuka lebar agar cahaya dari luar bisa masuk, dan terasa tidak gerah.
“Ayo silakan masuk,” sapa mas Budi sambil tersenyum. Melihat kedatangan Media Jambi beberapa stafnya pun keluar. Percakapan pun berlangsung santai, dan mengalir apa adanya. Ketika disinggung tentang perjalanan bisnis usahanya, Budi dengan halus menolak untuk dipublikasikan. “Kita berbicara yang ringan-ringan aja ya,” tawarnya.
Ketika disinggung mengenai keinginanannya untuk maju di bursa pencalonan Ketua Umum KONI Provinsi Jambi, semula dia tidak mau berkomentar. Alasannya biarkan sajalah bergulir apa adanya.
Namun tatkala didesak lagi, dengan tegas Mas Budi menyatakan kesiapannya untuk memimpin KONI Jambi. “Ya, saya siap,” katanya singkat dengan ekspresi serius. “Ini demi memajukan olahraga di Jambi. Tolong itu digarisbawahi ya. Saya ingin berbuat di olahraga,” ujarnya.
Suami Nelly Herlina, SH MH—dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi ini pun berbicara panjang lebar tentang pertama kali dia merantau ke Jambi. Dia mulai menetap di Jambi tahun 1986—waktu itu bekerja di PT Harita Agung sebagai Kepala Keuangan dan Pembukuan. Setelah itu bekerja di PT Hutama Karya dari 1988 sampai 1999. Tahun 2000 mas Budi mendirikan CV Catur Karya Bersama (CKB)—yang kemudian tahun 2003 ditingkatkan menjadi PT Catur Karya Bersama.
“Saya memulainya dari nol. Satu hal yang menjadi pegangan saya adalah memegang kepercayaan dan mengutamakan kualitas pekerjaan,” urainya. Kini, PT CKB sudah memiliki kantor sendiri. Budi menyebutkan, untuk urusan perusahaan sudah dia percayakan kepada stafnya.
Satu hal yang patut diteladani adalah, PT CKP tiap tahun memberangkatkan beberapa karyawan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh. Jumlah karyawan yang diberangkatkan tiap tahun 2-3 orang. “Alhamdulillah sekarang hampir seluruh karyawan saya sudah dibayarkan Ongkos Naik Hajinya (ONH). Tinggal menunggu keberangkatan saja,” tuturnya. Total karyawannya sebanyak 28 orang. Selain karyawan, dia juga menghajikan beberapa orang guru ngaji.
Sejak kecil, Budi digembleng pendidikan agama Islam. Meskipun bukan santri, namun dia hidup di lingkungan santri. Apalagi almarhum orangtuanya pernah Ketua Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Cirebon. “Selain duniawi, kita juga harus berbuat untuk akhirat. Ya Habluminanas, Hablum Minallah,” tukas salah satu Wakil Ketua PW NU Provinsi Jambi ini.
Ayah dari Indri Herdiaty mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti dan Ahmad Septian pelajar kelas V SD itu memang termasuk pekerja ulet dan gigih. Dari bawah dia merintis perusahaannya hingga sekarang menjadi salah satu pengusaha sukses. Namun demikian dia tidak mau disebut pengusaha sukses.
Di Bidang Olahraga, nama Budiyanto tidak asing lagi. Sejak Pengprov IPSI dihandlenya tahun 2008 lalu, sudah banyak prestasi diukir. Puncaknya pada PON Kaltim beberapa waktu lalu.atlet pencak silat Jambi mendapat medali. Selain itu dia juga Ketua Harian Pengprov Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) dan Ketua Klub Bola Voli Anak Remaja Jambi (ridwan junaidi).
Senin, 29 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar