Membangun Kemandirian Pemuda
SOSOK pemuda satu ini sangat energik, segar, rapi dan enak diajak bicara. Namanya Drs Said Fariq—Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Jambi periode 2009-2012. Suami Nani Sutarni, S.Kom, ini selalu berpenampilan bersahaja. Dengan sikap rendah hati dan tulus didasari panggilan jiwa sebagai putra daerah, mahasiswa pasca sarjana Fakultas Hukum Unbari itu ingin sekali membuat organisasi yang mengayomi pemuda Jambi itu kembali dinamis dan berperan secara konstruktif bagi perkembangan pembangunan di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Lantas apa saja rencana programnya ke depan untuk KNPI. Media Jambi berkesempatan mewawancarai Said Fariq di sela-sela kesibukannya menggelar Seminar Nasional bertajuk “Peranan Pendidikan Politik Dalam Mensukseskan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,” di Museum Negeri Jambi, Kamis (25/6). Berikut petikannya:
Selamat, Anda terpilih sebagai Ketua KNPI Propinsi Jambi Periode 2009 – 2012. Bagaimana perasaan Anda ?.
Terima kasih. Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas ridho-Nya saya terpilih sebagai Ketua KNPI Propinsi Jambi. Kedua, rasanya sulit diungkapkan dengan kata – kata betapa besarnya rasa terima kasih saya kepada teman- teman yang telah mendukung dan memperjuangkan saya sehingga pada musprov KNPI Mei lalu, pemuda Jambi mempercayai saya memimpin KNPI hingga 2012. Yang Ketiga, jujur saya merasa bangga, perasaan ini tak dapat saya dipungkiri. Keempat, saya nervous, karena ini tanggung jawab besar yang dipercayakan teman – teman agar saya dapat memberikan warna segar terhadap kemajuan KNPI di Jambi.
Sebenarnya apa yang melatar belakangi Anda maju sebagai Ketua KNPI ? Bukankah tidak begitu strategis lagi?
Pada dasarnya saya suka berorganisasi dan ini adalah panggilan jiwa. Selain itu, sebagai putra daerah saya terpanggil untuk memberikan peran yang konstruktif bagi pembangunan khususnya di Provinsi Jambi. Disamping itu, saya mengamati dan merenung, kenapa pemuda Jambi yang bernaung di bawah KNPI seperti kehilangan arah dan perannya. Padahal KNPI merupakan wadahnya pemuda untuk mengapresiasikan baktinya bagi negeri melalui peran–peran yang konstruktif. Kemudian adanya konflik horizontal di lingkungan KNPI itu sendiri memberi dampak negatif bagi perjalanan organisasi. Saya sempat berpikir bagaimana caranya membuat KNPI kompak dan dinamis, bagaimana aspirasi pemuda terwakili. Lajunya pembangunan berjalan di tempat jika tidak ditopang peran pemuda. Sepertinya KNPI butuh pemimpin dengan ide – ide segar dan semangat baru yang mampu menampung, memperjuangkan aspirasi dan mengayomi pemuda.
Program apa yang akan Anda buat ?
Prinsipnya, garis besar visi program saya adalah bagaimana “Pemuda Jambi Bisa Mandiri Dan Memberdayakan Kemandirian Pemuda Jambi.” Untuk mewujudkan itu, hal pertama yang perlu saya lakukan adalah konsolidasi internal. Kenapa ini harus saya lakukan, karena kompleksnya persoalan KNPI serta majemuknya pemuda yang berhimpun di dalamnya menuntut saya untuk mampu bersikap bijak, mengayomi dan mengakomodir berbagai kepentingan pemuda yang memiliki latar belakang berbeda. Masing – masing organisasi kepemudaan yang bernaung di KNPI tentu ingin menampilkan kader – kader terbaiknya untuk masuk ke dalam kepungurusan yang saya pimpin saat ini.
Mengaktifkan kembali Sekretariat KNPI Provinsi Jambi di Pakuan Baru Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Kantor itu saat ini terbengkalai, tidak pernah digunakan. Disamping program kebun pemuda yang menjadi produk KNPI sebelumnya dan gagal dilaksanakan Kebun pemuda memang betul program dari KNPI periode lalu. Jika dibilang gagal saya tidak sependapat, mungkin lebih tepatnya tertunda pelaksanaannya. Program ini bagus dan sesuai untuk membangun kemandirian pemuda dan memberdayakan kemandirian itu. Pada program itu pemuda diberi lahan untuk dikelola bersama masyarakat. Keuntungannya dibagi kepada masing-masing organisasi kepemudaan yang bernaung di KNPI Jambi. Dengan demikian, organisasi kepemudaan di Jambi tidak lagi meminta bantuan kepada pihak lain.
Program apalagi yang akan Anda buat?
Kebun pemuda adalah satu program yang patut dilanjutkan. Sementara program yang hendak saya tawarkan ke teman – teman yakni menciptakan peluang kerja dan kreatifitas bagi pemuda melalui program wisata bahari dengan memanfaatkan bantaran sungai Batanghari sebagai objek wisata rakyat. Membuka bengkel pemuda dan koperasi pemuda yang nantinya akan dikelola pemuda Jambi. Tentu ini tidak mudah, tapi saya optimis program ini bisa dijalankan. Dengan dukungan teman – teman, saya akan berusaha menjalin komunikasi kepada pemeritah Provinsi Jambi, dalam hal ini Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin selaku mitra agar program dimaksud dapat direalisasikan. Program – program lain pun nantinya akan bermunculan, karena aspirasi pemuda Jambi perlu diwadahi dan perjuangkan. Salah satu sarana menampung aspirasi tersebut melalui rapat kerja.
Dengan kondisi adanya dualisme kepemimpinan di KNPI, apakah Anda optimis hal itu bisa terwujud?
Tentu saya optimis. Program yang dibuat itu kan berdasarkan kesepakatan bersama, jadi kerjanya pun keroyokan. Soal dualisme sudah bukan persoalan lagi saat ini. Karena proses rekonsiliasi sudah berjalan dan menghasilkan satu KNPI, begitu juga di Jambi. Saya akan merangkul teman-teman yang sebelumnya sempat terpecah dan kembali menyatukan mereka.. Kendati berbeda pandangan dan latar belakang organisasi, saya yakin mereka semua akan melebur menjadi satu di dalam KNPI. (Gatot Priadi)
Senin, 29 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar