Senin, 29 Juni 2009

Drs Said Fariq

Membangun Kemandirian Pemuda

SOSOK pemuda satu ini sangat energik, se­gar, rapi dan enak diajak bicara. Namanya Drs Said Fariq—Ketua Komite Nasional Pe­muda Indonesia (KNPI) Provinsi Jambi periode 2009-2012. Suami Nani Sutarni, S.Kom, ini selalu berpenampilan bersahaja. De­ngan sikap rendah hati dan tulus didasari panggilan jiwa sebagai putra daerah, ma­hasiswa pasca sarjana Fakultas Hukum Un­bari itu ingin sekali membuat organisasi yang mengayomi pemuda Jambi itu kembali di­namis dan berperan secara konstruktif ba­gi perkembangan pembangunan di bumi Se­pucuk Jambi Sembilan Lurah. Lantas apa sa­ja rencana programnya ke depan untuk KN­PI. Media Jambi berkesempatan mewa­wan­carai Said Fariq di sela-sela kesibu­kan­nya menggelar Seminar Nasional bertajuk “Peranan Pendidikan Politik Dalam Men­suk­seskan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,” di Museum Negeri Jambi, Kamis (25/6). Berikut petikannya:
Selamat, Anda terpilih sebagai Ketua KNPI Propinsi Jambi Periode 2009 – 2012. Bagaimana perasaan Anda ?.
Terima kasih. Pertama-tama saya pan­jatkan puji syukur kepada Allah SWT atas ridho-Nya saya terpilih sebagai Ketua KN­PI Propinsi Jambi. Kedua, rasanya sulit di­ungkapkan dengan kata – kata betapa be­sar­nya rasa terima kasih saya kepada te­man- teman yang telah mendukung dan mem­perjuangkan saya sehingga pada mus­prov KNPI Mei lalu, pemuda Jambi memper­ca­yai saya memimpin KNPI hingga 2012. Yang Ketiga, jujur saya merasa bangga, pe­rasaan ini tak dapat saya dipungkiri. Ke­empat, saya nervous, karena ini tanggung jawab besar yang dipercayakan teman – teman agar saya dapat memberikan warna segar terhadap kemajuan KNPI di Jambi.
Sebenarnya apa yang melatar bela­ka­ngi Anda maju sebagai Ketua KNPI ? Bu­kankah tidak begitu strategis lagi?
Pada dasarnya saya suka berorganisasi dan ini adalah panggilan jiwa. Selain itu, sebagai putra daerah saya terpanggil untuk memberikan peran yang konstruktif bagi pembangunan khususnya di Provinsi Jam­bi. Disamping itu, saya mengamati dan me­re­nung, kenapa pemuda Jambi yang ber­naung di bawah KNPI seperti kehilangan arah dan perannya. Padahal KNPI meru­pa­kan wadahnya pemuda untuk mengapre­si­asikan baktinya bagi negeri melalui peran–pe­ran yang konstruktif. Kemudian adanya kon­flik horizontal di lingkungan KNPI itu sen­diri memberi dampak negatif bagi perjalanan organisasi. Saya sempat berpikir bagaimana caranya membuat KNPI kompak dan dinamis, bagaimana aspirasi pemuda terwakili. Lajunya pembangunan berjalan di tempat jika tidak ditopang peran pemuda. Sepertinya KNPI butuh pemimpin dengan ide – ide segar dan semangat baru yang mampu menampung, memperjuangkan aspirasi dan mengayomi pemuda.
Program apa yang akan Anda buat ?
Prinsipnya, garis besar visi program saya adalah bagaimana “Pemuda Jambi Bisa Mandiri Dan Memberdayakan Keman­di­rian Pemuda Jambi.” Untuk mewujudkan itu, hal pertama yang perlu saya lakukan adalah konsolidasi internal. Ke­napa ini harus saya la­kukan, karena kompleksnya per­soalan KNPI serta maje­muk­nya pemuda yang berhim­pun di dalamnya menuntut saya untuk mampu bersikap bijak, mengayomi dan meng­ako­modir berbagai kepenti­ngan pemuda yang memiliki la­tar belakang berbeda. Masing – masing organisasi kepemu­da­an yang bernaung di KNPI tentu ingin menampilkan kader – kader terbaiknya untuk ma­suk ke dalam kepungurusan yang saya pimpin saat ini.
Mengaktifkan kembali Sekretariat KNPI Provinsi Jambi di Pakuan Baru Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Kantor itu saat ini ter­beng­kalai, tidak pernah digu­nakan. Disamping program kebun pemuda yang menjadi produk KNPI sebelumnya dan gagal dilaksanakan Kebun pemuda memang betul program dari KNPI periode lalu. Jika dibi­lang gagal saya tidak sependapat, mungkin le­bih tepatnya tertunda pelaksanaannya. Pro­gram ini bagus dan sesuai untuk mem­bangun kemandirian pemuda dan mem­ber­dayakan kemandirian itu. Pada program itu pemuda diberi lahan untuk dikelola bersama masyarakat. Keuntungannya diba­gi­ kepada masing-masing organisasi ke­pe­mudaan yang bernaung di KNPI Jambi. Dengan demikian, organisasi kepe­mu­daan di Jambi tidak lagi meminta bantuan kepada pihak lain.
Program apalagi yang akan Anda buat?
Kebun pemuda adalah satu program yang patut dilanjutkan. Sementara program yang hendak saya tawarkan ke teman – te­man yakni menciptakan peluang kerja dan kreatifitas bagi pemuda melalui program wi­sata bahari dengan memanfaatkan bantaran sungai Batanghari sebagai objek wisata rak­yat. Membuka bengkel pemuda dan kope­rasi pemuda yang nantinya akan dikelola pemuda Jambi. Tentu ini tidak mudah, tapi sa­ya optimis program ini bisa dijalankan. Dengan dukungan teman – teman, saya akan berusaha menjalin komunikasi kepada pe­meritah Provinsi Jambi, dalam hal ini Gu­bernur Jambi H Zulkifli Nurdin selaku mitra agar program dimaksud dapat direa­li­sa­sikan. Program – program lain pun nantinya akan bermunculan, karena aspirasi pemuda Jambi perlu diwadahi dan perjuangkan. Sa­lah satu sarana menampung aspirasi ter­se­but melalui rapat kerja.
Dengan kondisi adanya dualisme kepemimpinan di KNPI, apakah Anda optimis hal itu bisa terwujud?
Tentu saya optimis. Program yang dibuat itu kan berdasarkan kesepakatan bersama, jadi kerjanya pun keroyokan. Soal dualisme sudah bukan persoalan lagi saat ini. Karena pro­ses rekonsiliasi sudah berjalan dan meng­hasilkan satu KNPI, begitu juga di Jam­bi. Saya akan merangkul te­man-teman yang sebelumnya sempat ter­pecah dan kembali menyatukan mereka.. Kendati berbeda pan­dangan dan latar belakang organisasi, saya yakin mereka semua akan melebur menjadi sa­tu di dalam KNPI. (Gatot Priadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar